Kemiskinan
telah menjadi salah satu masalah paling serius
di belahan dunia manapun, di negara—negara maju apalagi di negara berkembang.
Amerika serikat, salah satu negara industri mau dan terkaya di dunia, lebih
dari 36 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari total populasinya ternyata masih hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan
kata lain sekitar satu dari tujuh warga amerika adalah miskin ( zastraw, 2000).
Sejarah Tentang Respon AS Terhadap
Kemiskinan
Sepanjang
sejarah, proporsi populasi di AS selalu mengalami perubahan yang sifnifikan.
Kemiskinan seringkali dan masih menjadi masalah utama di negeri ini. Seak tahun
1960 – an, diskusi mengenai masalah kemiskinan terfokus pada bagaimana
mengembangkan cara untuk memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat yang hidup
dalam kemiskinan . perhatian masyarakat terhadap mereka yang membutuhkan ini menunjukan keberadaan nilai
nilai penting yang berkembang dalam masyarakat. Pada masa revolusi industri
misalnya tanggung jawab dalam mengatasi masalah seringkali muncul dari kalangan
anggota keluarga besar, gereja dan
lingkungan tetangga. Hal ini dipengaruhi oleh nilai humanitarianisme yang berasal
dari agama yahudi dan kristen, yakni penghargaan yang tinggi terhadap kehidupan
manusia serta semangat untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Abad
ke 18 dan 19 revolusi industri berkembang pesat di eropa dan amerika yang
ditandai dengan ditemukannya mesin uap. Namun selain itu keberhasian revolusi
juga dipengaruhi oleh paham etika protestan serta pandangan ekonomi
laissez-faire. Etika protestan menekankan konsep individualisme dimana setiap
orang bertanggung jawab pada apa yang dilakukannya selama hidup. Sehingga
setiap orang berorientasi pada materi. Sementara teori ekonomi laissez-faire
memandang bahwa kondisi ekonomi akan mencapai keseimbangan bila sektor bisnis
dan industri dibebaskan untuk melakukan apapun yang mereka kehendaki untuk
mencapai keuntungan
Implikasi
etika protestan mencapai puncak yang sangat merugikan kelompok miskin terutama
setelag bergandengan dengan teori darwinisme sosial yang di dasarkan pada teori
evolusi makhluk hidup dari charles darwin. Darwin berpendapat bahwa bentuk
tertinggi dari kehidupan berevolusi dari tahap terendah adalah survival of the
fittest, yakni perjuangan untuk bertahan hidup pada dunia binatang. Sementara
itu herbert spancer beranggapan bahwa
manusia akan mencapai kemajuan penting dalam hidupnya apabila ia mampu bertahan
melewati perubahan melalui adaptasi. Bahkan dalam bentuk yang paling kejam
kelompok yang paling kuat (kelompok kaya) berhasil bertahan karena mereka
superior. Implikasinya kelompok lemah (kelompok miskin) harus dibinasakan.
Karena membiarkan kelompok miskin tetap bertahan merupakan kesalahan besar.
Pada
tahun 1980 beberapa kelompok masyarakat mulai menyadari keberadaan kompetisi
tidak terbatas dan penekanan yang dilakukan oleh kelompok yang menguasai
kekeuatan ekonomi. Salah satu penggagas
pandangan baru sosial ini yaitu lester ward dalam bukunya dynamic sociology (1833) menjelaskan
perbedaan mengenai antara evolusi hewan yang tidak bertujuan, dengan evolusi
pada manusia. Ward berpendapat setiap orang dapat menikmati keuntungan dari
perbaikan kondisi lingkungan serta dari kontrol sosial dan kondisi ekonomi.
Pandangan ini telah menempatkan pemerintah federal pada fungsi barunya yakni regulasi praktik bisnis melalui
peraturan dan program tunjangan bagi
kelompok miskin. Hasilnya pada tahun 1990- an muncul kesadaran mengenai
kebutuhan sosial dengan pemberian alokasi dana yang sedikit pada program seperti
kesehatan, perumahan serta pembersihan daerah-daerah kumuh.
Social
security act yang digulirkan pada tahun 1935 telah menyediakan landasan bagi
seluruh program publik untuk menolong kelompok miskin. Presiden Franklin
Rosevelt salah satu pemrakarsa undang-undang ini percaya bahwa keamanan
finansial (financial security) bukan
sekedar kegiatan derma, melainkan lebih kepada masalah keadilan. Dia percaya
bahwa individu tanpa jaminan keuangan akan berputus asa dan melakukan
pemberontakan.
Sayangnya
setelah dilanda depresi ekonomi hebat (
gerat depression) pada tahun 1935 perhatian dan kepedulian masyarakat dan
pemerintah segera beralih pada perang dunia ke II yang terjadi tahun 1940-an.
Sejak tahun 1940 –an hingga tahun 1950-an isu kemiskinan tidak lagi menarik dan
dianggap sebagai masalah utama walaupun sebagian masyarakat amerika masih hidup
dalam kemiskinan.
Dalam
bukunya the other amerika, michael harrington menggambarkan kondisi kemiskinan
yang dialami amerika. Menurut data yang diperolehnya , sekitar 20 persen atau
seperlima dari populasi penduduk amerika hidup dalam kemiskinan. Publikasi
media atas isu kemiskinan melalui buku ini menyebabkan kepedulian masyarakt
terhadap kemiskinan meningakt drastis. Tahun 1964 presiden Lyndon Johnson
mengusulkan konsep perang melawan kemiskinan (war on poverty) yang bertujuan
untuk menururnkan tingakt kemiskinan dan menciptakan masyarakat besar (greet
society). Beberapa program pemerintah yang dikembangkan yaitu head start, VISTA( Volunter in Service in
America ), Job Corps, title i educational funding, community action program,
youth corps dan neighborhoood legal service.
Namun
program-program kemiskinan tersebut masih jauh dari sukses. Perang vietnam
berhasil menyedot sumber pendanaan pemerintah yang semestinya dapat digunakan
untuk program kemiskinan. Pada masa pemerintahan jimmi carter (1976-1980)
terjadi peningkatan kesadaran dalam masyarakat bahwa selama ini pemerintah
federal tidak memiliki kemampuan untuk merehabilitasi kondisi kemiskinan dan
penyakit sosial lainnya. Masyarakat tidak mengakui kemampuan pemerintah dalam
mengurangi permasalah sosial sebaliknya justru muncul ketidak percayaan dan
keputus asaan dalam masyarakat dimana mereka menuntut pemerintah untuk
mengurangi alokasi pajak untuk program kesejahterahan.
Siapa
orang miskin di amerika serikat ?
1. Keluarga
dengan orang tua tunggal
Kebanyakan
keluarga dengan orang tua tunggal dikepalai oleh perempuan dan 37 % darinya
hidup dalam kemiskinan. Kondisi berbeda dengan jumlah keluarga miskin dengan
orang tua lengkap yang hanya berjumlah 12 %. Ibu tunggal (singel mother) dari
kelompok ras minoritas adalah kelompok yang
rentan terhadap kemiskinan karena mereka harus mengalami diskriminasi ganda.
2. Anak-anak
Dua
puluh persen anak –anak dibawah umur 16 hidup miskin dan hampir 40 % keluarga
miskin adalah anak-anak dibawah 16 tahun. Hampir setengah dari jumlah anak-anak
ini hidup dalam keluarga tanpa ayah.
3. Kelompok
manusia usia lanjut
Untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya banyak dari kelompok manula bergantung pada
pensiunan social security atau bantuan
publik lainnya.
4. Keluarga
besar
Keluarga
dengan jumlah anggota keluarga besar lebih rentan terhadap kemiskinan
dibandingkan keluarga kecil. Hal ini disebabkan antara lain oleh kebutuhan dana
untuk membiayai kehidupan keluarga besar jauh lebih tinggi. Untuk membesarkan
seorang anak hingga berumur 18 tahun dibututhkan dana sekitar $161,000
5. Kelompok
kulit berwarna
Berbeda
dengan pendapat kebanyakan orang, mayoritas kelompok miskin lebih dari 60 %
adalah kelompok kulit putih. Afro amerika misalnya berumlah sekitar 12 persen dari total penduduk amerika serikat
namun lebih dari 25 persen diantaranya miskin.
6. Pendidikan
rendah
Indikator
kemiskinan dapat dilihat dari tercapai
atau tidaknya pendidikan sembilan tahun. Namun demikian mereka yang mencapai
pendidikan hingga tingkat menengah atas tidak teramin bebas dari kemiskinan.
Begitu uga sebaliknya. Pendididkan strata 1 dapat dikatakan sebagai batas aman
menghindari kemiskinan karena persentase penduduk berpendidikan strata 1 yang
miskin hanya sedikit.
7. Pengangguran
Pengangguran
selalu dikaitkan dengan kemiskinan. Namun demikian bekerja tidak menjamin
terlepas dari kemiskinan. Lebih dari 1,5 juta keluarga bekerja penuh waktu tapi
pendapatan mereka berada dibawah tingkat kemiskinan.
8. Tempat
tinggal
Masyarakat
yang tinggal di pedesaan lebih mudah tererat kemiskinan dibandingkan mereka yang
tinggal di perkotaan. Di pedesaan upah yang diterima rendah, tingkat
pengangguran tinggi dan pekerjaan
sifatnya musiman.
Pandangan
residual dan institusional
1. Pandangan
residual
Menurut
pandangan ini kebijakan dan program anti kemiskinan harus bersifat penututp
celah – gap filling serta pertolongan pertama first aid. Pandangan ini
beranggapan bahwa program kemiskinan diberikan hanya saat kebutuhan individu
tidak dapat dipenuhi oleh institusi kemasyarakatan, tertutama keluarga dan
ekonomi pasar. Berikut adalah beberapa
opini dari pandangan residual mengenai bantuan publik:
·
Bantuan harus dibuat setidak nyaman
mungkin untuk menghalangi penggunaanya. Ditempuh dengan cara menghindari
pemberian bantuan berupa uang dan menggantinya dengan barang atau jasa, mereevaluasi
kebutuhan secara terus menerus, membuat bantuan tersebut bersifat sementara.
·
Syarat-syarat untuk mendapatkan bantuan
harus dibuat sesulit mungkin dengan mengharuskan kelompok penerima untuk
bekerja guna memperoleh bantuan tersebut.
·
Jumlah bantuan yang diberikan harus
sekecil mungkin agar masyarakat tidak tertarik memperolehnya.
·
Menghindari pemberian bantuan bagi orang
luar daerah.
·
Kelompok penerima dipaksa untuk bekerja
dengan cara menolak pemberian bantuan bagi mereka yang dianggap “berhenti secara
sukarela”
2. Pandangan
institusional
Pandangan
ini menekankan bahwa program kemiskinan harus diterima sebagai legitimasi
tanggung jawab tiap-tiap anggota masyarakat untuk membantu kelompok yang berhak
menerima bantuan tersebut.
Pandangan
institusional terhadap bantuan publik sebagai berikut :
·
Penerima harus menyediakan batas
pendapatan minimum bagi setiap warga negara serta menghapuskan kelaparan dan
tuna wisma serta ancaman lainnya, sebagai
instrumen kebijakan sosial.
·
Pemerintah harus memeperluas bantuan
bagi calon penerima yang berhak menerimanya sesuai peraturan yang berlaku.
Bantuan harus bebas dari unsur subjektivitas, bias dan perubahan mendadak.
·
Bantuan harus didasarkan pada
kebbututhan yang ditentukan secara objektif, berdasarkan kriteria dan hak
seorang secara hukum.
·
Pandangan ini beranggapan bahwa para
pekerja umumnya memelih pendapatan yang diperolehnya dari bekerjja dari pada
pendapatan yang mereka peroleh dari program kesejahterahan publik. Motivasi
kerja ini menjadi keuntungan secara sosial, kultural, dan ekonomi bagi pekerja
perempuan dan laki-laki.
·
Hubungan secara psikologis dan sosial
kadang muncul dalam pekerjaan dan proses rehabilitasi. Konseling dan pelayanan
lainnya mungkin dibututhkan oleh individu untuk pemenuhan dirir secara ekonomi
dan sosial.
·
Pemeliharaan kebebasan serta
penghormatan diri bagi calon penerima merupakan pertimbangan utama dalam
pemberian program bantuan.
·
Terdapat banyak dororngan dalam
masyarakat yang dapat memebuat pekerjaan menjadi lebih menarik dibandingkan program
kesejahterahan publik.
Program
penaggulangan kemiskinan
1. Program
asuransi sosial
Program
asuransi sosial di biayai dari pajak pegawai , pajak pemberi kerja, atau
gabungan keduanya. Program asuransi sosial di dasarkan pada pandangan
institusional. Yang termasuk dalam program ini adalah social security, medicare, asuransi
pengangguran, serta asuransi kompensasi kerja.
2. Program
bantuan publik
Program
bantuan publik diambil dari program anggaran pemerintah. Program ini sering di
identikan dengan program kesejahterahan sosial. Untuk bergabung dalam program
ini para pelamar harus melalui “means test”. Tes ini merupakan tes kepemilikan
aset dan utang yang bertujuan untuk menentukan berhak tidaknya seseorang
mengikuti program ini.
Sejak
beberapa tahun terakhir ini, indonesia telah memulai program penanggulangan
kemiskinan melalui pendekatan kebijakan sosial. Terutama setelah disahkannya UU
Sistem Jaminan Nasional (SJSN) pada tahun 2004, penyelanggara negara mulai
sadar bahwa penaggulangan kemiskinan bukan hanya bisa dilakukan dengan program-program pemberian kredit
usaha, pemberian kambing, atau pelatihan kewirausahaan. Selain secara bertahap
memeperbaharui sistem jaminan sosial
yang ada, seperti askes dan jamsostek salah satu program pengurangan kemiskinan
yaitu bantuan langsung tunai (BLT).
Modal
cash transfer ini sesungguhnya mirirp program public assistance seperti yang
diterapkan di AS. Namun sayang karena kekurangan database mengenai orang miskin
program ini tidak maksimal.
Pada
tahun 2007 pemerintah mengganti BLT dengan program keluarga harapan (PKH). PKH
intinya merupakan bantuan tunai bersyarat yang difokuskan kepada ibu-ibu yang
hamil atau memiliki anak usia sekolah.
Indonesia
harus belajar dari AS bahwa selain memerlukan manajemen yang ketat, pengelolaan
program-program sosial semacam ini juga memerlukan visi dan konsep yang jelas
mengenai kebijakan sosial yang pro kesejahterahan.
Komentar
Posting Komentar