Tulisan Robi (TUBI)
Manusia Dan Hasrat Yang Tidak
Pernah Ada Habisnya
"manusia itu mati jika tidak memiliki hasrat",
Aristoteles.
Salahkah jika manusia memiliki
impian dan hasrat terpendam dalam dirinya? Sama sekali tidak.
Manusia dalam kehidupannya
memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, kebutuhan seperti sandang, pangan, dan
papan hanyalah kebutuhan pokok dari kehidupan manusia. Namun untuk itu semua
manusia memerlukan harapan dan impian yang menggerakan untuk segera di
wujudkan. Untuk menunjang semua keinginan dan impian itu manusia digerakkan
oleh hasrat terdalam dari dirinya untuk semakin baik dari hari keharinya.
Jika kita perhatikan maka yang
mendorong keberhasilan manusia adalah hasrat. Hasratlah yang membuat
orang-orang berhasil! karena mereka ingin berhasil. Hasratlah yang membuat banyak orang pintar. karena mereka ingin pintar. Tanpa Hasrat untuk Kemerdekaan, maka indonesia tentu masih dijajah
belanda atau jepang.Tanpa Hasrat tidak akan ada yang namanya mobil, pesawat terbang, komputer, handphone dan berbagai macam jenis teknologi dan pengetahuan saat ini. itusemua timbul karena hasrat yang mendorong manusia untuk membuat dan melakukan sesuatu hingga akhirnya berhasil.
belanda atau jepang.Tanpa Hasrat tidak akan ada yang namanya mobil, pesawat terbang, komputer, handphone dan berbagai macam jenis teknologi dan pengetahuan saat ini. itusemua timbul karena hasrat yang mendorong manusia untuk membuat dan melakukan sesuatu hingga akhirnya berhasil.
Ketika satu harapan tercapai
biasanya manusia akan terus memburu harapan yang baru. Jika sudah tamat SMA
ingin masuk kuliah, masuk kuliah inginnya di kampus ternama, setelah kuliah
ingin cepat tamat, setelah tamat kuliah ingin dapat kerja, setelah dapat kerja
ingin punya keluarga, setelah berkeluarga ingin punya rumah, setelah punya
rumah ingin punya mobil, setelah punya mobil ingin dan seterusnya sampai
manusia mati. Begitulah terus alur kehidupan manusia.
Dalam pembahasannya mengenai
teori hasrat di The Four Fundamental Concepts of Psychoanalysis, Lacan menyebut
bahwa hasrat adalah hal penting yang menjadi fokus dari studi psikoanalisis itu
sendiri. Teorinya tentang hasrat ini ia tuliskan untuk menyerang balik teori
Ego milik Sigmund Freud, yang menyebut bahwa Ego adalah sumber kekuatan
psikologis.
Menurut Lacan, hasrat adalah
sesuatu yang terus berkelanjutan, muncul menjadi sebuah kekuatan tersendiri
yang membuat manusia tetap hidup. Lacan menyebut bahwa selama manusia hidup,
hasrat akan selalu muncul dan bereproduksi dari waktu ke waktu.
Lacan pun membedakan antara
hasrat dengan kebutuhan dan permintaan. Jika "kebutuhan" adalah
sebuah insting biologis, yang mewujud menjadi sebuah "permintaan"
kala harus dipenuhi, hasrat adalah sesuatu yang merupakan tambahan dari "kebutuhan"
yang belum terucapkan lewat "permintaan". Dengan kata lain, hasrat
berada di luar dimensi "kebutuhan" dan "permintaan".
Karena memiliki dimensi inilah,
hasrat pada akhirnya memiliki tempat tersendiri dalam studi psikoanalisis
Lacan. Ia percaya bahwa yang mengontrol manusia itu bukanlah Ego, seperti kata
Freud, melainkan hasrat yang terus muncul, bereproduksi, dan meminta untuk
dipenuhi dari waktu ke waktu. Bahkan, saking kuatnya, Lacan sampai menyebut
bahwa hasrat adalah sesuatu yang abadi. Memiliki hasrat
seperti ini adalah hal yang lazim. Justru jika tidak memiliki hasrat, merujuk
kepada ucapan Aristoteles, berarti ia adalah manusia yang mati.
Selama manusia-manusia masih hidup, hasrat itu akan selalu ada. Ia
akan muncul lagi dan lagi dalam bentuk yang baru, dan tidak akan berhenti untuk
berubah bentuk dan bereproduksi. Ketika satu hasrat terpenuhi, akan ada
hasrat-hasrat lain yang muncul yang meminta untuk dipenuhi. Itu akan terus
terjadi sampai kelak manusia menemui ajalnya.
Jika hal itu sampai terjadi,
sekali lagi, itu adalah hal yang normal dan wajar. Karena kita adalah manusia,
manusia yang masih hidup dan punya banyak hasrat yang ingin dipenuhi.
Lalu apa salah ? yang salah
adalah ketika manusia menjadi tidak bersyukur atas nikmat dan rahmat yang
diberikan oleh Allah. Kunci untuk pemenuhan semua hasrat adalah rasa syukur,
karena sesuai dengan janji Allah dalam setiap hambanya yang bersyukur maka
rezekinya akan ditambah. Semoga setiap hasrat yang ada di dalam diri kita
semakin membuat kita bersyukur atas nikmat dari–Nya.
Komentar
Posting Komentar