dok.net |
Tulisan
Robi ( TUBI )
SOSIOLOGI DALAM PEMBANGUNAN KE
INDONESIA-AN
Pembangunan
di Indonesia pada dasarnya memerlukan pembaruan, hal ini karena dibelahan dunia
yang lain pembangunan telah berorientasi kepada pemuda. sudah saat nya para
generasi muda menuangkan ide-ide dan gagasan nya mengenai pembangunan ke
indonesia-an.
Masa
depan memang tidak bisa diramalkan apa lagi di pastikan, tapi bisa diciptakan
melalui perubahan yang direncanakan “planned
change” dan pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk dari perubahan yang
direncanakan.
Pemberdayaan
masyarakat merupakan suatu kondisi ideal yang diimpikan pada masyarakat. Yaitu masyarakat
yang tidak berdaya menjadi masyarakat yang mandiri yang berdiri di kaki
sendiri.
Dilihat
dari segi analisis maka strategi pemberdayaan masyarakat selalu terikat kepada
unit analisis. Adapun unit analilis itu adalah :
1 1. Micro
- unit analisis ini mencakup kelompok-kelompok atau pun grup-grup yang
jumlahnya lebih 3 orang.
2. Mezzo
- unit analisis ini termasuk kategori
menengah, pada level ini maka yang menjadi unit analisis nya yaitu community atau
pun komunitas.
3. Macro
- unit analisis yan terakhir adalah masyarakat (societal).
Dalam
masyarakat Indonesia yang Multikultur keberagaman menjadi sesuatu yang telah
terberikan. Pendekatan–pendekatan yang digunakan dalam social empowerment baiknya menggunakan kekuatan bahan baku lokal,
yang merujuk kepada perkakas-perkakas lokal yang disebut kearifan lokal. Dengan beragamnya budaya dan masyarakat di
indonesia pendekatan yang dianggap cocok dengan kultur indonesia adalah
pendekatan dinamika kelompok (group
dinamic).
Pembangunan
yang disebut untuk mengisi kemerdekaan indonesia belumlah dalam bentuk tempat
atau wadah, namun hanya berupa “in
potentia” ( mimpi ke indonesiaan ) yang masih harus diwujudkan menjadi “in action”. In potentia
yang berupa indonesian dream baru
sebatas utopia politik. Pada hal mimpi ke indonesiaan itu bisa terwujud dalam
bentuk pembangunan. Namun upaya pembangunan itu baru ingin mewujudkan wadah. Sehingga
slogan yang selama ini menyebutkan bahwa pembangunan untuk “mengisi”
kemerdekaan adalah menyesatkan.
Selanjutnya
kekeliruan kedua dari pembangunan selama ini adalah pembangunan yang hanya
mengarah kepada pembangunan ekonomi. Hal ini tentu saja mengaburkan sekaligus bisa
meretakkan citra kemerdekaan . seperti pribahasa “ bukan retak yang membawa ukir tapi retak yang membawa belah.” Untuk
itu sebelum ia menjadi retak yang berkeping-keping kita harus membawa
pembangunan ekonomi menjadi pembangunan nasional dengan pendekatan budaya.
Adapun
kunci dalam pendekatan budaya yaitu :
1. Adanya
ruang
2. Politik
demokrasi yang sedang berlangsung
3. Musyawarah
yang menjadi nilai dari pancasila
4. Martabat
kemanusiaan yang melekat pada warganya.
Disinilah
peran berbagai disiplin ilmu di gunakan, salah satunya sosiologi. Lalu apa
fungsi sosiologi dalam pembangunan ? Dalam pembangunan dikenal adanya tahapan
perencanaan, penerapan atau pelaksanaan dan evaluasi.
Pada
tahap Perencaaan perlu diadakan identifikasi terhadap berbagai kebutuhan
masyarakat, yang menjadi kajian sosiologi yaitu pola interaksi sosial, kelompok-kelompok
sosial, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial, stratifikasi sosial, pusat
kekuasaan, saluran komunikasi. Ini menjadi penting untuk mengidentifikasi pihak
yang menjadi pelopor pembangunan.
Pada
tahap Pelaksanaan perlu adanya perhatian terhadap kekuatan sosial dalam masyarakat,
dengan mengadakan penelitian terhadap polapola kekuasaan dan wewenang dalam
masyarakat. Dengan mengetahui kekeuatan sosial tersebut maka dapat diketahui
unsur-unsur yang mendukung dan menghambat pembangunan. juga diperlukannya
pengamatan terhadap perubahan sosial yang terjadi
Pada
tahap Evaluasi dilakukan analisis terhadap efek pembangunan sosial. Sehingga bisa
diketahui sejauh mana pembangunan sosial itu berhasil atau kurang berhasil
terhadap masyarakat.
Strategi
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan nasional haruslah didukung penuh oleh
masyarakat. Masyarakat sendiri bagi Merger terbentuk jauh sebelum individu itu hadir. Pembentukan
masyarakat seiring dengan kehadiran nilai etik, norma yang menjadi perekat
sekaligus penuntun bagi individu yang hadir kemudian untuk menyesuaikan dengan
kenyataan objektif terbentuk nya masyarakat.
Konsep
pemberdayaan adalah pembaruan karena jualan utama dalam pemberdayaan adalah
kebaruan. Pembaruan dalam masyarakat adalah sebuah keniscayaan sebagaimana
fenomena vegetatif kerentaan sebatang
kayu yang mengalami kerapuhan, tumbang dan mati yang memberikan
kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk muncul sebagai pengganti kehilangan.
Perubahan
yang terjadi dalam masyarakat bisa diselesaikan dalam kaidah memperbarui. Hal ini
sejalan dengan pepatah arab “ la jadi
tahta syam” tidak ada yang baru dibawah matahari. Maksudnya adalah semuanya
tak lebih dari sekedar pengulangan. Secara sosiologi istilah ini dikenal sebagai
Invition atau pembaruan. Sesuatu yang sudah ada, lama, tidak baru bisa
diperbarui jika disentuh dengan kreatifitas, dan pemberdayaan masyarakat adalah
bagian dari kreatifitas.
Memang
benar adanya bahwa Menciptakan adalah domain Tuhan, tetapi manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal
dan pikiran diberi kemampuan “ menciptakan” oleh Tuhan sehingga manusia disebut “
co-creator” Tuhan. Sehingga orang-orang kreatif pada dasarnya adalah
pencipta.
Untuk
mencipta setiap kita tak perlu menjadi Pujangga, Pelukis, atau bahkan Ilmuan di bidang fisika, biologi dan geografi. Cukup dengan seutas tali dan pisau pemotong kita sudah bisa melakukan
penciptaan dengan mencangkok atau menstek pohon mangga. Ini menunjukan kepada kita bahwa
setiap kita telah diberikan Tuhan alat dan kelengkapan pemberdayaan yang sudah ada disekeliling kita. Penemuan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memperlihatkan kepada kita bahwa rekayasa telah begitu banyak
membantu kehidupan manusia. Misalnya rekayasa dalam bidang pertananian yang
membuat petani tidak perlu menunggu sekali setahun untuk panen, sekarang sudah
bisa setiap 3 bulan. Ini adalah contoh penting dari penggunaan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi manusia.
Jika setiap kita (terutama para pemuda) telah sadar akan akan potensi yang sudah diberikan Tuhan maka akan terwujudlah yang menjadi tujuan besar pembangunan dalam ruang sosial “ ke
indonesia an “ yaitu “ Kami Ingin
Membangun Dunia Yang Membuat Semua Orang Bahagia.”
Pekanbaru,
4 April 2017
Komentar
Posting Komentar