Tulisan
Robi ( Tubi)
Dunia
Yang Tak Pernah Kupilih
Manusia
menciptakan sejarahnya sendiri, tetapi tidak selalu sesuai dengan keinginan
mereka manusia tidak dapat memilih lingkungannya sendiri tetapi mereka
ditempatkan di lingkungan yang sudah ada sebelumnya diwariskan dan diberikan
dari masa lalu. Kebiasaan dari para generasi yang telah meninggal membebani
mereka yang masih hidup bagaikan sebuah mimpi buruk. - Karl Marx, The Eighteenth Brumaire Of Luis Bonaparte,
2000 (1851)
Saat
dilahirkan kita semua terlempar ke dalam sebuah dunia sosial yang tidak pernah
kita pilih. Kita sama sekali tidak dapat memilih di negara mana kita
dilahirkan, siapa orang tua kita, dan siapa saudara kandung kita, apa bahasa
ibu kita, agama atau pendidikan yang akan diberikan kepada kita. Kita tidak dapat
menentukan apakah kita akan dilahirkana di negara Amerika, Australia, Afrika,
India, Inggris, Mesir atau Indonesia. Kita tidak dapat menentukan lahir dari
keluarga kaya raya atau miskin yang hina papa. Kitapun tidak dapat menentukan
apakah kita akan terlahir dalam keluarga Kristen, Budha, Yahudi ataupun Islam
bahkan agama-agama kecil yang tersebar banyak diseluruh dunia. Yang terpenting
kita terlahir dalam dunia yang telah ada sebelum kita dan akan berlanjut
setelah kita mati. Kita terlempar ke dalam dunia yang tidak dapat kita tentukan
sendiri, dan dunia seperti inilah yang dipelajari oleh Sosiolog.
Setiap
hari kita dihadapkan pada kenyataan sosial dan arus sosial yang datang dari
luar diri kita dan turut melibatkan kita meskipun terkadang kita juga yang turut melibatkan
diri. Kita memperbincangkan dunia yang tidak dapat disesuaikan dengan keinginan
kita, dunia yang menanti dan membentuk kepribadian diri kita, terlepas dari apa
yang mungkin kita harapkan.
Akan
tetepi dengan sangat cepat kita sebagian besar
dapat belajar untuk menemukan jati diri di dunia tempat kita terlempar
ini. Hal yang paling jelas adalah kita belajar memahami orang lain di dunia ini
yang umumnya adalah orang-orang yang kita sayangi atau tidak begitu kita sayangi
Ibu, Ayah Saudara Kandung, kita mulai membiasakan diri dengan mereka. Kita belajar
menyenangkan mereka dan orang lain dan juga bagaimana membuat mereka jengkel. Perlahan-lahan
kita mulai membayangkan dunia mereka dan bagaimana mereka menanggapi prilaku
kita.
Semakin
terbiasa kita berbuat sesuatu kepada mereka untuk mengembangkan empati atau
simpati primitif terhadap sesama. Jika tidak
artinya kita gagal belajar berempati, Maka kita tidak akan dapat melakukan
komunikasi. Sosiologi juga mempelajari bagaimana kita beradaptasi dan
menyesuiakan diri, memberontak dan berinovasi, menjalani kebiasaan dan serta
meninggalkannya. Kita mempelajari hubungan-hubungan yang rumit terhadap sesama
dalam kehidupan sehari-hari sehingga dunia sosial dapat berjalan dengan cara
yang agak sedikit kita mengerti.
Kita
sebagai umat manusia sampai kapanpun kita merupakan pencipta kehidupan sosial. Kita
adalah pelaku yang membentuk dunia sosial. Kita bersosialisasi di dalamnya lalu
kita membuatnya bekerja untuk kita. Jika para pakar fisika berdiri dalam
kekaguman atas jagad raya ketika mereka menatap langit dan pesepakbola mendapati
adrenalin mengalir kencang saat berlari di lapangan bola maka para sosiolog bangun
setiap harinya dengan berdiri takjub manatap dunia-dunia sosial kecil dan
kelompok-kelompok masyarakat yang telah kita ciptakan sendiri, dalam bentuk
tatanan sosial, konflik, kekacauan dan perubahan-perubahannya.
Bagi
para sosiolog kehidupan sosial kadang menjadi sesuatu yang menginspirasi dan kadang menjadi sesuatu yang buruk yang menimbulkan rasa tidak puas, marah, takut
dan kecewa serta rasa putus asa. Mereka berdiri atas dasar rasa hormat, takut,
marah dan juga senang atas dunia sosial yang diciptakan manusia dengan seluruh
kebahagiaan dan penderitaan yang ada didalamnya. Kita dibuat kagum oleh dunia
sosial yang diciptakan oleh manusia tentang bagaimana cara mereka mengatasi
masalah mengerjakan aktivitas sehari-hari dan juga sering kita memperlakukan
orang lain dengan penuh kepedulian rasa hormat kasih dan kebaikan dan itu semua
berada dalam keteraturan. Bagi para sosiolog inilah yang ingin dipahami tentang
bagaimana semua ini terjadi secara
bersama-sama? Bagaimana terjadinya? Dan pertanyaan pentingnya kondisi sosial
seperti apa yang dapat dihuni oleh masyarakat yang baik peduli dan bahagia ?
Komentar
Posting Komentar